Renungan Petang
Jumaat, 06 Julai 2018
Jumaat, 06 Julai 2018
Tetap Teguh Dilandai Badai
"Tetapi tidak berapa lama kemudian turunlah dari arah pulau itu angin badai, yang disebut angin 'Timur Laut'. Kapal itu dilandanya dan tidak tahan menghadapi angin haluan." Kisah 27:14-15
Tersebutlah sebuah kisah, di mana seramai 276 orang berada dalam sebuah kapal laut yang sedang mengalami ujian yang sangat hebat ketika menempuhi perjalanan menuju ke Roma. Kapal tersebut dilanda angin dari arah bertentangan sehingga terombang-ambing di tengah lautan. Lebih mengerikan lagi, ketika kejadian berlangsung dalam keadaan gelap gulita sehingga mereka tidak melihat matahari selama hampir 14 hari.
Begitu dahsyatnya angin dan gelombang laut yang menghentam kapal, orang-orang menjadi tawar hati dan hilang pengharapan. "Setelah beberapa hari lamanya baik matahari mahupun bintang-bintang tidak kelihatan, dan angin badai yang dahsyat terus-menerus mengancam kami, akhirnya putuslah segala harapan kami untuk dapat menyelamatkan diri kami." (ayat 20). Alkitab menyatakan, "Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu." (Amsal 24:10).
Ketika mereka merasa tidak memiliki harapan untuk diselamatkan, rasul Paulus yang juga salah seorang penumpang dari kapal itu, memiliki perasaan yang berbeza. Di dalam kepanikan yang hebat, rasul Paulus mampu menguatkan orang ramai itu: "Tetapi sekarang, juga dalam kesukaran ini, aku menasihatkan kamu, supaya kamu tetap bertabah hati, sebab tidak seorangpun di antara kamu yang akan binasa, kecuali kapal ini." (Kisah 27:22). Dengan penuh iman, dia berkata, "Tidak seorangpun di antara kamu akan kehilangan sehelaipun dari rambut kepalanya." (Kisah 27:34).
Kemudian untuk memastikan supaya kapal tidak terkandas di salah satu batu karang, mereka pun sepakat membuang sauh dengan empat sauh sekaligus (Kisah 27:29). Sauh atau jangkar adalah alat berkait dan berat, dibuat daripada besi, yang dilabuhkan dari kapal ke dasar laut supaya kapal dapat berhenti dan tidak dibawa oleh arus ombak. Dengan sauh sebuah kapal akan tetap kukuh menghadapi pukulan ombak.
Hati kita diibaratkan seperti kapal yang sedang mengharungi lautan kehidupan sedangkan 'sauh' merujuk kepada pengharapan. Hati kita akan tetap kuat walaupun di tengah badai atau pukulan ombak sebesar apa pun, apabila kita memiliki pengharapan. Pertanyaannya, ke manakah arah sauh atau pengharapan itu akan kita labuhkan?
Kiranya Tuhan memberkati!
No comments:
Post a Comment