Renungan Petang
Sabat, 18 Ogos 2018
Sabat, 18 Ogos 2018
Tidak Puas Hati
"Sebab itu orang menamai tempat itu Tabera, karena telah menyala api TUHAN di antara mereka." Bilangan 11:3
Kebiasaannya manusia memiliki sifat yang tidak pernah merasa puas, selalu merasa kurang dan selalu menginginkan lebih dan lebih lagi. "Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Inipun sia-sia. Dengan bertambahnya harta, bertambah pula orang-orang yang menghabiskannya. Dan apakah keuntungan pemiliknya selain dari pada melihatnya?" (Pengkotbah 5:9-10).
Hidup dalam ketidakpuasan juga dirasakan oleh bangsa Israel suatu ketika dahulu. Mengeluh dan merungut adalah tanda orang tidak puas hati dengan kehidupan yang dilaluinya. Ketika menempuhi perjalanan di padang gurun, setelah terlepas dari perhambaan di Mesir, banyak sekali mukjizat yang Tuhan nyatakan. Namun, bangsa Isreal masih tidak puas hati.
"TUHAN berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam dalam tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam. Dengan tidak beralih tiang awan itu tetap ada pada siang hari dan tiang api pada waktu malam di depan bangsa itu." (Keluaran 13:21-22).
Tiang awan dan tiang api merupakan tanda pemeliharaan, perlindungan dan kehadiran Tuhan bagi umat Israel di padang gurun. Dengan tiang awan mereka tidak merasa kepanasan di siang hari, sedangkan tiang api menjadi penghangat ketika dinginnya di sebelah malam. Bukan hanya itu, mereka juga mendapatkan kiriman makanan langsung dari Syurga iaitu, manna.
Suatu kehidupan yang luar biasa kerana Tuhan sendiri menyertai, memimpin, memelihara dan membela mereka. Walaupun demikian, orang-orang Israel tidak pernah merasa puas dan selalu mengeluhkan nasib mereka, serta membanding-bandingkan dengan kehidupan dahulu ketika berada di Mesir, walhal di sana mereka hanya hamba. Kerana terus mengeluh dan merungut-rungut, lalu :
"...bangkitlah murka-Nya, kemudian menyalalah api TUHAN di antara mereka..." (Bilangan 11:1), sehingga membakar perkemahan mereka. Ini peringatan tegas bagi orang yang suka mengeluh atau tidak merasa puas. Lalu Musa berdoa kepada Tuhan memohon pengampunan atas sikap buruk umat Israel dan memohon belas kasihan-Nya, "...maka padamlah api itu." (Bilangan 11:2).
Belajarlah bersyukur, jangan terus mengeluh. Terimalah setakat mana yang ada. Itulah yang terbaik yang Tuhan berikan kepada kita. Kiranya, Tuhan memberkati!
Nota: Renungan ini boleh dikongsikan kepada rakan-rakan anda yang lain atau sesiapa sahaja. Injil kebenaran Tuhan harus diberitakan di seluruh dunia. Tuhan memberkati!
A. A. Pondili
No comments:
Post a Comment